Ruang Srikandhi

Srikandhi adalah salah satu dari istri Arjuna yang digambarkan berwajah cantik, lembut, yang juga punya kekuatan yang luar biasa dalam olah keprajuritan. Srikandhi juga sangat lihai dalam menggunakan panah. Kemampuan ini didapatkan ketika dia berguru pada Arjuna yang kemudian menjadi suaminya. Bahkan dengan kemampuannya itu dia mendapat kepercayaan sebagai Panglima Perang. Sebagai panglima, dia bertanggung jawab menjadi senopati pandawa menggantikan Resi Seta yang gugur melawan Resi Bisma. Dia kemudian membunuh Resi Bisma dengan panah Hrusangkalinya.

Bangunan Rest Area Srikandi adalah merupakan ruang kaca disebelah kiri dan kanan yang tembus pandang. Hal tersebut dimaknai sebagai seorang perempuan harus memiliki pandangan yang luas kesemua arah dan mampu mempertimbangkan segala sisi kehidupan yang dilihatnya sebagai gambaran dari luasnya wawasan srikandi. Sisi lain dari wanita yang harus juga ada adalah gemi (hemat), nastiti (teliti, cermat), dan hati-hati yang menunjukkan sikap keibuan. Sifat-sifat yang disebutkan tadi diharapkan bisa menjadi ‘daringan’ yang artinya sebagai tempat menyimpan rahasia dan segala hal termasuk rizki yang sangat baik.

Dalam pemaknaan arab, srikandi juga diartikan sirri kandi yang berarti sembunyikan perasaanku yang tidak pernah puas. Dengan demikian dibuatnya Rest Area Srikandhi diharapkan agar semua warga MANSARO memiliki pandangan yang luas, visioner, mampu menjaga, akan tetapi iffah. Iffah adalah mampu menerima segala kenyataan hidup dan tidak tamak dengan selalu merasa tidak puas.

Dalam bertindak srikandhi selalu digambarkan dengan gerakan tari ‘neng’ (kedua tangan berada didepan dahi) atau meneng. ‘Ning’ kedua tangan mengatup didepan dada (hening) menerima semua informasi untuk diolah. Dilanjutkan dengan waspada (baca : waspodo) dengan gerakan melempar sampur (selendang) disebelah kiri diikuti melempar sampur disebelah kanan dan menangkap ujungnya untuk dibawa berputar. Secara keseluruhan bisa diartikan dalam menghadapi kehidupan, kita harus mampu diam untuk mendengar, hening untuk memikirkan langkah yang akan ditempuh. Gerakan melempar sampur ke kiri dimaknai sebagai melempar yang jelek disebelah kiri. Gerakan melempar sampur ke kanan dan menangkap ujungnya dimaknai menangkap yang baik disebelah kanan agar kehidupan tetap selamat dunia akhirat.